Selasa, 05 April 2011

Sayang bukan berarti mengajarkan Konsumtif...





Anak tuh kaya kertas kosong yg belum diisi, ada yg warnanya putih polos tapi ada juga yg berwarna… warna-warna dalam kehidupan anak dipengaruhi oleh andil orang tua dan lingkungan, tapi sepertinya andil orang tua dan keluarga lebih mendominasi warna dalam kehidupan anak…

Orang tua tidak membiarkan anak mengisi sendiri hidupnya dengan warna yg ia suka semaunya dan seenaknya, karena orang tua akan mengarahkan anak untuk memilih warna-warna yg indah.


Hayah ternyata saya memang tidak bisa bermain dengan kata-kata yg puitis ya jadinya malah ngga nyambung, padahal intinya sih aku pingin ngomong kalo kehidupan anak itu di pengaruhi oleh banyak faktor yg paling mendominasi adalah faktor lingkungan sekitar dan lingkungan keluarga atau orang tua… orang tua mana pun pasti sayang sama anaknya makanya orang tua itu cenderung melindungi dan ngejaga anak-anaknya dari hal-hal yang ngga baik…

Kalo aku sering ngedenger cerita si mbok dan bapak ku, ko aku jadi berkesimpulan kalo ternyata beda masa maka beda pula cara membimbing atau pun ngelindungin anak-anak nya. Contohnya ya langsung dari keluarga ku aja nih… nenek dan kakek ku mendidik orang tua ku sepertinya mungkin terdengar rada keras tapi sebenernya itu justru bikin ke dua orang tua ku lebih mandiri dan lebih menghargai hidupnya misal: si mbok ku membutuhkan sesuatu maka nenek ku ga akan memberikan nya secara langsung tapi justru membiarkan si mbok ku berjuang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri…

Nah tetapi si mbok ku dan bapak ku ndak menerapkan pola pengajaran seperti itu kepada adik ku, sepertinya mereka menerapkan pengajaran: “Sayang anak dan membiarkan nafsunya anak menguasai mereka dengan memenuhi semua permintaan dan kebutuhan mereka, padahal kan seharusnya Sayang anak adalah mengajarkan kepada anak bagaimana mencari dan bertahan hidup.” Dan yg ku lihat sekarang akibat oran tua ku yg selalu menuruti dan memnuhi keinginan si Ndut (ade ku yg paling jelek dan gendut) dia jadi konsumtif ngga menghargai uang dan hidup, ngga tau gimana caranya bertahan hidup tanpa terus di suapin…. aku ngerti banget sih kenapa orang tua ku bersikap begitu sama si N'dut itu semua dia lakukan agar anak-anak nya ngga merasa kekurangan, tapi hal itu ko cuma di terapin sama si N'dut, beda dengan ku yg sejak SD harus berjuang untuk mendapatkan sebuah kotak pensil...

Jujur ya, aku bukan ngiri dengan dia tapi aku sayang sama dia dan aku hanya takut melihat masa depannya seperti itu, bagaimana nanti kalo ia udah dewasa, masa seumur hidup bergantung sama orang tua ku.. atau bagaimana jika hal yg paling ku takut kan yaitu kedua orang tua ku pergi, bagaimana dia bisa bertahan hidup tanpa orang tua sementara kami Cuma berdua….


Huffft ko jadi panjang lebar ngomongin si ndut sih, yah maklum lah dia itu satu-satunya saudara ku, bingung aja mikir gimana masa depannya nanti kalo gaya hidupnya masih konsumtif kaya gitu…       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih banyak atas komentarnya